Friday, May 4, 2007

ORANG INDONESIA di TANAH ARABIA (Calo Hajar Aswad)

Ini catatan mama caca selama di tanah arabia beberapa musim haji yang lalu. Mungkin selama ini kita cukup akrab dengan yang namanya calo. Dari mulai calo karcis pertunjukan, calo penerimaan pegawai negeri hingga calo pencalonan bupati. Tapi mengenai calo yang satu ini, boleh dibilang cukup asing di telinga kita.

Awalnya mama caca tak tahu menahu soal praktik percaloan ini. Bagi jama’ah haji umumnya, mencium hajar aswad adalah idaman. Siapapun berharap memiliki kesempatan mencium batu berwarna hitam yang dipercaya merupakan salah satu batu dari surga yang diturunkan ke dunia. Umat muslim pun berlomba menciumnya sebagaimana Nabi Muhammad melakukannya.
Tapi mencium hajar aswad memang bukan persoalan mudah. Bayangkan saja jika sekian juta manusia memperebutkannya, sepersekian juta pula peluang kita untuk meraihnya. Maka jika ada orang yang berhasil mencium atau sekedar meraih batu itu, orang akan dengan bungah menceritakannya. Dan para tetangga pun akan takjub mendengarkannya.

Besarnya hasrat setiap jama’ah haji untuk mencium hajar aswad rupanya ditangkap oleh mereka yang “melek peluang usaha”. Dan celakanya, mereka yang merasa memiliki peluang usaha terkait dengan batu keramat itu adalah orang-orang indonesia.

Awalnya, ketika seorang teman sesama jamaah haji bercerita mengenai pengalamannya ketika thawaf dengan jarak yang amat dekat dengan ka’bah. Nah, begitu hendak sampai di sekitar sudut di mana batu keramat itu berada, tiba-tiba ada yang menarik-narik baju teman mama caca. “bu.. mau dibantu nyium hajar aswad kah?” tanya orang itu. teman mama caca sontak menggelengkan kepalanya dan tetap melanjutkan thawafnya. Dan kejadian itu berulang keesokan harinya. Anehnya, bukan satu-dua orang saja rupanya yang mengalami kejadian serupa. Kejadian ini tentu saja membuat kami bertanya-tanya. Kenapa setiap mendekati pojok Ka'bah dimana Hajar aswad berada, selalu ada orang yang menawarkan bantuannya?. Usut punya usut, ternyata fenomena calo hajar aswad ini bukan kejadian baru, bahkan. konon percaloan itu sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an. Biasanya para calo beraksi secara berkelompok. Ada yang bertugas mencari mangsa di luar tempat thawaf, ada pula yang berjaga di putaran terdekat ka’bah. Serta beberapa orang yang bersiap “mengantarkan” seorang klien untuk mencium hajar aswad.

Yang memprihatinkan adalah cara para calo mengantarkan kliennya menuju hajar aswad. Akan ada satu orang yang melindungi klien lalu disorongkannya klien itu agar lebih mendekat hajar aswad. Selanjutnya sekelompok calo lain telah bersiaga menghalau orang-orang lain yang hendak menuju batu keramat itu dan dianggap menghalangi jalan si klien. Menghalau di sini berarti memukul, menyeret atau menjambak atau perbuatan kasar lainnya. Pokoknya apa pun dilakukan demi mempermudah tujuan si klien. Setelah tujuan sukses. Klien langsung diantar keluar dari tempat thawaf sembari menerima uang sebagai ganti jasa yang telah diberikannya.

Menyedihkan memang. Melihat laku orang indonesia di depan ka’bah. Mungkin mama caca cuma bisa berdoa, semoga para calo segera mendapatkan penerangan hati dan mendapatkan pekerjaan yang lebih manusiawi serta tidak menyakiti sesamanya. Apalagi di tempat suci semacam itu.

No comments: