Friday, August 31, 2007

CURHAT DI USIA KEHAMILAN KE 17 MINGGU

Memasuki minggu ke 17, seringkali mama caca merasa tak nyaman dengan kehamilan kedua ini. Sejak awal, kehamilan kali ini emang membuat mama caca resah. Pertama; karena flek-flek yang sering muncul di awal kehamilan. Kedua; berat badan yang tak juga mengalami perubahan meski usia janin terus bertambah. Ketiga; sulitnya mencari orang yang benar-benar bisa ditanyai mengenai kondisi kehamilan.

Mengenai problem pertama yakni munculnya flek-flek di awal kehamilan, menurut dokter, flek itu muncul karena pengaruh kontrasepsi yang digunakan sebelumnya. Untungnya, pada minggu ke 10, flek-flek itu tak lagi datang.

Untuk yang kedua; yakni berat badan yang tak juga bertambah memang sempat membuat mama caca resah. Maklum, pada kehamilan pertama tiap bulannya bisa nambah berat bada 2-3 kg. Jadilah mama caca benar-benar endut ketika hendak melahirkan. Berbeda dengan kehamilan kali ini. Hingga memasuki minggu ke 17, tak satu kilogram pun berat badan mama caca nambah. Makanya, selain konsultasi pada dokter kandungan, mama caca juga curhat kiri-kanan tentang masalah ini. Termasuk pada mama Ameera. Makasih masukannya ya.. mom...

Tentang sulitnya mencari orang yang benar-benar bisa ditanyai menjadi persoalan tersendiri. Mungkin ketika kehamilan pertama, mama caca sudah terbiasa mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan dan kehamilan. Maklum, saat di Aussie dulu, meski jauh dari sanak saudara, tapi ahli medis selalu siap memberikan pelayanan terpercayanya. Keluhan apapun akan dijawab dengan keterangan medis yang memadai dan rujukan pada dokter yang benar-benar ahlinya. Bukannya mama caca membanding-bandingkan atau gak percaya pada dokter di tempat mama caca. Tapi record mereka yang seringkali “tak profesional”lah yang membuat mama caca tak mudah percaya dengan keterangan seorang dokter. Setiap ada sesuatu yang mengganjal, mama caca akan berusaha mencari second opinion.

Contohnya pernah mama caca alami sendiri. Kejadiannya ketika caca berusia sekitar 10 bulan. Waktu itu caca batuk gak sembuh-sembuh. Kadang ampe 3x berobat batuknya tetep aja membandel. Dan sekali batuk bisa dalam hitungan tiga atau empat minggu belum juga sembuh. Berat badannya juga terus turun. Padahal makannya bejibun. Ketika itu mama caca memeriksakannya ke dokter –yang menurut orang se-kabupaten- adalah dokter paling bagus dan senior. Pasiennya bukan hanya datang Pati, tapi juga dari Jepara, Kudus dan Rembang.

Ketika mama caca mengeluhkan kondisi caca, dokter cuma bilang dia kena radang tenggorokon. Hingga obat habis dikonsumsi, satu, dua hingga empat bulan sakitnya tetap tak ada perbaikan. Dan mama caca kembali mengeluhkan batuk dan berat badan caca yang terbilang mulai dibawah rata-rata. Mama caca mulai panik. Namun, si dokter paling senior itu tetep ngotot bilang bahwa caca cuma kena radang tenggorokan. Dan dokter kembali memberikan resep yang sama dengan empat bulan sebelumnya.

Akhirnya, karena tak puas, mama caca berusaha mencari dokter lain. Dan caca dirujuk untuk dirotgen. Hasilnya, caca kena penyakit paru-paru TBC atau orang biasa menyebutnya flek. Duh, jauh banget, radang tenggorokan dan Flek. Hingga saat ini caca masih menjalani proses pengobatan penyakitnya itu. Ini bulan ke sembilan masa penyembuhan caca. Moga aja caca yang sekarang makin endut itu lekas sehat kembali. Amin.

Peristiwa ini belum seberapa. Kejadian yang lebih menggiriskan dialam oleh tetangga mama caca. Karena satu dan lain hal, seorang tetangga harus melahirkan bukan di RS, tapi pada bidan dekat rumahnya. Setelah melahirkan, si tetangga merasakan hal aneh karena buang air besarnya terjadi secara tak normal. Usut punya usut, ternyata si bidan keliru menjahit anusnya ketika si tetangga usai melahirkan. Hik... alangkah cerobohnya si bidan.

Ini sekedar curhat. Semoga kami senantiasa diberi kemudahan dan kesehatan. Doain ya.. calon adeknya caca tetep sehat dan baik-baik saja. Amin.

Tuesday, August 28, 2007

GERHANA BULAN

Semalam gerhana bulan menghiasi langit kampung caca. Suasana agak mendung. Tapi gerhana tak sepenuhnya menghilang. Sinar kemerahannya masih memancarkan pesona. Dalam dongeng kuno, dikatakan bahwa gerhana terjadi karena kemarahan raksasa Buto Ijo yang murka karena merasa tertolak dan terperdaya oleh kecerdikan sang putri idaman. Amarah sang Buto Ijo diwujudkan dengan mencaplok putri idaman yang telah berganti wujud menjadi bulan.

Dalam ajaran Islam, orang mengenal gerhana bulan sebagai salah satu peristiwa alam sebagai wujud kemahakuasaan Tuhan. Karenanya Islam mengenal sholat sunnah gerhana bulan (sholat khusuf) dan gerhana matahari (sholat kusuf). Sholat itu sendiri memang tidak dimaksudkan untuk menyembah atau menghormati gerhana bulan atau matahari. Namun sholat gerhana disunnahkan untuk merefleksikan kemahaagungan-Nya. Ada banyak pengetahuan dalam setiap peristiwa alam. Ada banyak syukur, takbir dan tahmid dalam setiap ciptaan-Nya.

Di lingkungan mama caca, semalam, sehabis maghrib, saat gerhana mulai mengintip dibalik awan, kita mulai sama-sama melafadlkan niat dan berucap takbir. Mulai melaksanakan sholat yang cara melakukannya tidak sebagaimana sholat sunnah biasa. Mungkin baru dua kali dalam seumur hidup mama caca melaksanakan sholat sunnah yang satu ini. Dan mama caca berharap semoga masih diberi umur dan kesehatan lagi agar bisa lebih banyak berucap syukur untuk-Nya. Subhanallah...

Saturday, August 25, 2007

BULAN SYA’BAN, AKHIR TAHUN AJARAN NIH....

Jika kita tengok penanggalan Hijriyyah, hari ini adalah minggu kedua bulan Sya’ban. Dalam kalender akademik di lingkungan mama caca, saat inilah akhir tahun ajaran. Itu artinya liburan sejenak untuk menyongsong Ramadlan yang full activity.

Setelah disibukkan dengan lomba-lomba memperingati hari kemerdekaan RI yang tahun ini hampir bersamaan dengan peringati Isri’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, para siswa mulai khusuk mempersiapkan ujian akhir tahun. Kalo pada musim lomba kemarin lingkungan mama caca terlihat selalu ramai dan ceria. Terhitung sejak seminggu kemarin terasa sepi. Semua pada sibuk memindahkan seluruh isi buku ke kepala mereka dalam waktu semlam. Ah, dari masa ke masa, yang namanya siswa ternyata sama saja. Jika ujian datang, mereka paling gemar ngelakoni sistem kejar semalam. Padahal beribu malam dilewati. “Enakan juga nonton sinetron Cinta Fitri.” Begitu pikirnya. Kik... kik... Sama aja...

Seperti yang pernah mama caca ceritain. Di lingkungan mama caca, kalender akademik memakai sistem penanggalan Hijriyyah. Tidak seperti Masehi yang memakai matahari sebagai patokan, Hijriyyah memakai penanggalan bulan. Tahun ajaran baru dimulai pada minggu kedua bulan Syawal. Biasanya sepuluh hari setelah lebaran para siswa mulai masuk sekolah. Sedangkan pada bulan Sya’ban, mereka mengikuti ujian akhir semester untuk kemudian menikmati masa liburan panjang pada akhir Sya’ban hingga nanti sehabis lebaran. Tapi liburan panjang bukan berarti mati kegiatan. Hanya perpindahan aktivitas aja sebenarnya. Ramadlan justru jadi saat-saat yang mengasyikkan dengan aktivitas bejibun yang lain dari hari-hari biasa.

Hari ini hari terkhir para siswa mengikuti ujian. Wajah mereka kelihatan lebih ceria dibanding tujuh hari yang lalu. Liburan sepertinya udah terbayang dibenak mereka. Sebelum mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing, masih ada satu aktivitas lagi yang mesti mereka lakoni. Acara perpisahan dan pelepasan kakak-kakak mereka yang sudah mengakhiri masa pendidikannya tahun ini.

Rencananya liburan kali ini abah caca mo ngajakin jalan-jalan ke Jakarta. Liburan sekaligus mulai nyicil buat persiapan lebaran dan berobat. Cuma lima hari aja sih mungkin. Tapi lumayan juga buat ngelemesin pikiran.

Wednesday, August 8, 2007

LAMA GAK UP DATE, (Met Ultah Abah)

Lama banget rasanya gak up date tulisan. Maklum, terhitung mulai 30 Juli kemarin, ada aja acara ini itu di rumah. Emang sih gak semua acara terkait langsung dengan mama caca. Tapi berhubung semua acara melibatkan orang-orang rumah, jadi deh mama caca juga ikutan sibuk. Dimulai dengan acara syukuran pernikahan dan lamaran sekpri-nya mbah kakung. Untuk acara lamaran ini, mbah putri sebenarnya yang paling sibuk. Soalnya, sekpri itu dah layaknya keluarga sendiri. Jadi mbah putrilah yang istilahnya jadi pihak pelamar dan mantu pada nikahan kali ini. Bisa kebayang kan gimana ribetnya ritual-ritual yang berkenaan dengan lamaran dan nikahan. Dari mulai nyiapain seserahan, syarat-sayarat adat yang mesti dipenuhi. Hingga lamaran dan tompo besan. Sumpeh, mama caca ngeliatnya aja udah bingung. Kok ada pisang raja dipakei topi segala. Kik..kik...

Setelah acara lamaran, manaqiban dan pesta pengantin itu, Hari berikutnya disusul dengan persiapan nrima tamu yang mo ngadain acara plus nginep di rumah mbah kakung. Gak tanggung-tanggung jumlahnya ada 50 orang yang datang. Semuanya terhitung masih saudara yang datang dari jawa timur sana. Kebayang dong gimana asyik dan ramenya acara itu.

Malam berikutnya syukuran ultahnya abah caca. Selamat ultah abah. Moga tambah sabar, tabah dan selalu mendapat kemudahan serta kesuksesan dalam hidup. Tak lupa pula mama caca berdoa semoga abah selalu sayang dan setia pada istri dan anak-anak. Amin. Gak terasa, ternyata udah tiga kali terhitung sejak menikah 2004 silam, mama caca nemeni acara ultah abah. Ultah pertama saat mama caca hamil caca. Waktu itu kita masih tinggal di aussie. Jadilah malam itu kita rayain bertiga, abah, mama caca plus janin yang ada di perut. Malam tgl 31 kita pergi ke pusat kota melbourne. Setelah kenyang menyantap berbagai menu di Crown, kita lanjutkan acara dengan menghabiskan malam di tepi sungai Yarra. Duh, romantis banget. Dari tepi Yarra, kita bisa menyaksikan siluet bangunan dan pohon berikut lampu-lampu yang berjajar menghias kanan kiri sungai itu. Sebenarnya pingin sih mengulang suasana romantis itu. Tapi sayang, tak ada sungai yang bersih dan terawat di kota caca. Bahkan, hanya ada satu sungai yang membelah kampung caca. Namanya kali keching. Disebut demikian karena baunya yang minta ampun kechingnya. Duh, mana tega duduk berdua di tepi kali seperti itu...

Ulatah kedua, saat kita bertiga dah pulang kampung. waktu itu syukuran ditandai dengan pembacaan manaqib Syeikh Qodir al-Jailani dan pemotongan tupeng serta doa bersama yang dipimpin mbah kakung. Memang udah jadi tradisi di tempat caca. Acara syukuran selalu ditandai dengan pengajian dan pembacaan manaqib tokoh sufi dan thoriqoh asal Baghdad itu. Mama caca juga gak tahu mengapa ada tradisi semacam itu. Tapi yang jelas tradisi manaqiban itu membuat pertalian kekeluargaan dan persaudaraan di kalangan warga kampung caca semakin guyub dan erat. Karena saat manaqiban itu pulalah salah satu kesempatan bertemu dan bertukar kabar terjadi.

Dan demikian juga ultah yang kemarin. Dimulai dengan sambutan mbah kakung. Lalu pengajian dan pembacaan manaqib. Tapi tak ada tumpeng kali ini. Tapi diganti dengan menu masakan padang. Lengkap dengan sambal lombok ijo dan daun singkoknya tentu saja. Gak ada alasan khusus kenapa tumpeng itu mesti diganti menu padang. Selain karena pingin ganti suasana dan pengalaman syukuran sebelumnya. Di syukuran sebelumnya emang tumpengnya banyak sisa. Sayang juga kan. Akhirnya kita berinisiatif ganti menu. Biar tamu dan yang punya rumah gak bosen.

Akhirnya, sekali lagi met ultah abah... Janji lho, sabuk hadiah ultahnya gak disia-siain. Kalo suka ya dipake dong... hehe...