Sunday, September 30, 2007

HARI-HARI DI BULAN SUCI

• CERIANYA RAMADLAN
Datangnya Ramadlan berarti hadirnya suasana baru dalam mengisi hari. Terhitung sejak tiga tahun lalu, mama caca menghabiskan bulan puasa di kampung caca. Sebagaimana di tempat lain, selalu ada nuansa khas setiap ramadlan datang. Dimulai setengah satu malam, pemuda RT sebelah mulai terdengar riuh memperdengarkan alat musik seadanya. Sambil berteriak membangunkan orang untuk segera mempersiapkan hidangan sahur untuk keluarga. Mereka berkeliling menyusuri gang-gang di RT mereka. Berikutnya, ketika jam menunjukkkan pukul 2.30, giliran pemuda di RT caca yang berkeliling sambil memperdengarkan berbagai alat musik. Ada kentongan, galon bekas wadah air mineral dan organ. Semuanya diperdengarkan. Rame kayak nano-nano. Kalo sudah begini, caca pasti langsung bangun dan bergegas lari menuju jendela. “Hore... ada drum band.” Teriak caca sambil tertawa riang. Huh, sempeh deh.. masak drum band pake kentongan. Dasar caca!!

Berikutnya sahur bareng. Ini kosa kata baru buat caca. Selama Ramadlan, banyak kosa kata baru yang dikenali bocah cilik itu. Mulai dari puasa, berbuka, sahur, tarawih atau tadarrus. Caca juga suka ikut nimbrung jika orang dewasa melakukan aktivitas itu. Kecuali puasa. Kalo ditanya, “lho, adek kok nggak puasa?” pasti jawabnya tahun depan, soalnya sekarang masih kecil. Hehe...

Kegiatan ramadlan dimulai tanggal 2 hingga 16 Ramadlan. Malam 17 Ramadlan diisi pengajian sebagai penutup aktifitas Ramadlan. Seperti dua Ramadlan sebelumnya, kali ini mama caca ikut mewarnainya dengan mengkaji sebuah kitab yang ditulis pada tahun 1358 H oleh seorang ulama Jawa, an-Nawawi. Terbilang kitab lama memang. Judulnya Sulam at-Taufiq. Namun bukan Sulam at-Taufiq nya yang kali ini mama baca, tapi syarh atau penjelasannya. Berisi tentang hukum Islam yang bernuansa tasawuf. Awal-awal Ramadlan, caca selalu protes tiap kali mama caca ngaji. Tapi lama kelamaan dia bisa ngertiin dan mau menunda kolokannya hingga mama caca usai.

Tarawih juga menjadi keasyikan tersendiri bagi caca. Saat tarawaih, caca bisa bertemu teman-teman kecilnya yang juga ikut tarawih bersama ibunya. Hingga dua kali salam, biasanya caca masih ikut sholat. Tapi jangan ditanya setelah itu. Kaburr.. hehe...

• SEDIHNYA RAMADLAN
Bukan hanya ceria, Ramadlan kali ini cukup menyedihkan bagi mama caca sekeluarga. Maklum, terhitung telah dua kali mbah kakung mesti diopname di rumah sakit. Awalnya hanya dua hari, setelah dibawa pulang dan dinyatakan cukup untuk rawat jalan, tak tahunya empat hari berikutnya mbah kung harus kembali diopname.

Tapi alhamdulillah, sekarang beliau sudah membaik. Kembali sahur dan berbuka puasa bersama keluarga di rumah. Meski setiap hari harus selalu menyediakan tabung oksigen di rumah. Buat semuanya, doain ya.. semoga mbah kung dan kami sekeluarga selalu diberi kesehatan dan kemudahan. Amin...