Tuesday, July 24, 2007

NGIDAM DAN NOSTALGIA BUAH-BUAH LANGKA

Mungkin benar, bahwa ngidam pada perempuan hamil hanyalah mitos. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa ngidam adalah keinginan bawah sadar tubuh perempuan bagi pemenuhan gizi badan dan janin yang dikandungnya. Tapi entahlah, mungkin ini sekedar sugesti. Tapi sejak kehamilan yang pertama dulu, selalu saja timbul keinginan –yang sulit untuk ditolak- mendapatkan makanan-makanan yang sebenarnya sulit didapat. Atau bisa jadi ngidam adalah ekspresi perempuan hamil yang selalu ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika sedang hamil caca dulu, mama caca serasa tak tahan menahan godaan untuk makan buah asam. Tamarind orang aussie bilang. Tamarind yang masih terbungkus kulit aslinya. Mungkin ketika itu bawah sadar mama caca ingin bernostalgia. Maklum, dulu ketika kecil, ada sebuah pohon asam tua di belakang rumah nenek di kediri. Tiap kali pohon itu berbuah, mama caca bersama teman-teman kecil ketika itu, selalu berebut buah-buah asam yang berjatuhan. Buah yang rasanya seperti namanya itu memang otomatis akan berjatuhan begitu matang. Tapi jangan harap mendapatkan buah asam yang matang jika masih tergantung di pohonnya.

Keinginan untuk makan tamarind ketika hamil caca dulu emang terlaksana. Abah caca berhasil mendapatkan buah itu di sebuah toko buah. Saat itu mama caca girang bukan main. Buah asam masih lengkap dengan kulitnya terhidang di depan mata. Tapi ternyata buah itu tak berasa asam seperti biasanya. Maklum, asam itu hasil kerja petani Thailand yang dengan kecanggihan teknologi pertaniannya mampu membuat buah asam yang memang asam menjadi buah asam yang tak lagi berasa asam.

Kini kehamilan kedua datang. Lagi-lagi keinginan kembali merasai buah-buah masa kecil dulu kembali muncul. Kali ini mama caca ingin sekali makan buah juwet. Mungkin tak semua orang tahu buah yang satu ini. Buah juwet disebut pula anggur jawa. Sebab bentuk juwet memang hampir sama dengan buah anggur. Tapi teksturnya lebih padat dan rasanya sepet. Jika musim juwet tiba, anak-anak kecil di kampung mama caca dulu akan berebut memanjat pohon dengan membawa kantung demi memperoleh buah yang sekarang sudah langka itu. Setelah terkumpul, juwet-juwet itu akan dimasukkan ke dalam wadah dan dicampur dengan garam. Setelah dicampur rata, buah itu akan terlihat lecet-lecet. Ajaibnya, rasa sepet akan berganti rasa asin campur manis begitu garam merasuk ke pori-pori si juwet.

Masih ada lagi sebenarnya buah berbau nostalgia yang tiba-tiba ingin mama caca rasai saat ini. Buah salam. Mungkin daun salam atau bay leaf terasa lebih familiar di telinga para ibu dibandingkan rasa buahnya sendiri. Tapi buah salam yang mama caca maksud kali ini memanglah buah dari daun yang biasanya dipakai sebagai bumbu dapur itu. Buah salam berwarna hitam, kecil seukuran buah cermai. Duh, andai orang-orang kampung masih gemar menanam tanaman-tanaman tua itu...

Sayangnya, meski kini mama caca tetep tinggal di kampung, buah yang dirindukan itu tetap saja tak mudah dijumpai. Maklum, orang sekarang lebih suka menanam bunga daripada menanam pohon dengan buah-buah langkanya. Padahal untuk negara sesubur Indonesia, amat sayang membiarkan tanah terhampar tanpa memanfaatkannya untuk menanam tanaman-tanaman yang lebih jelas manfaatnya. Tanaman yang bukan sekedar indah, tapi juga bisa dirasai dan dikenal oleh generasi-generasi setelah kita sebagai bagian kekayaan Indonesia.

7 comments:

primaningrum said...

iya ya.. keiknya sekarang dah gak ada yang punya pohon juwet!! keingetan dulu waktu kecil pernah punya pohon itu di depan rumah di makassar.

bundanya i-an said...

alah2 ngidamnya aneh2...
juwet... kalo bahasa sunda nya jamblang. he..he..buah2 an masa kecil..
jeng, deket rumahku ada pohon salam.. cuma sayang lagi gak berbuah.. hmmm buah yang enak tapi gak ada yang jual...

NdaH said...

walah nyidam juwet ..
ndek kampung ku banyak buk
besok dikirim po?
hi hi hi

salma said...

Juwet? yg item² itu yah? bukannya itu duwet namanya? hihi lain daerah lain nyebutnya ya...
dulu waktu kecil dikampungku juga ada yg tanem pohon itu.. buat bengesan hahaha.
sekarang cari dipasar juga susah tuh bun.

Tety Kurniati said...

AIh ngidamnya sama buah-buahan yg jarang ya say..btw buah salam itu ke' gimana ya....

Anonymous said...

di deket rumah mbah-nya Ameera di kampung betawi ada 1-2 pohon yg berbuah spt anggur ini, orang-orang bilangnya buah jamblang... bener ga sih juwet = jamblang?

Unknown said...

Sekarang saya sedang hamil dan ingin makan buah cermai. Sedangkan suami ku dari negri gingseng dia tidak tau buah cermai itu apa ? Hahaha sekarang suami ku masih berusaha mencari buah cermai. Di jakarta masih ada yang jual buah cermai ?